BUMN Migas China Prioritaskan Pekerja Lokal

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan, industri hulu migas menunjang pengembangan kapasitas nasional bersama melibatkan peran bisnis lokal didalam menunjang kesibukan operasi.

Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas Erwin Suryadi mengatakan, perusahaan berskala nasional dan international yang bergerak pada industri hulu migas udah berkomitmen menunjang pengembangan kapasitas nasional, sehingga dapat menambah perekonomian wilayah, bentuk prinsip selanjutnya dipamerkan didalam Forum Kapasitas Nasional (Kapnas) II 2022.

“Perusahaan selanjutnya membuktikan besarnya bantuan mereka pada pengembangan kapasitas nasional.

Erwin menyebutkan, salah satu perusahaan asing layaknya COSL memiliki prinsip yang tinggi memaksimalkan potensi lokal didalam menunjang kegiatam operasional migas di Indonesia.

Hal ini pun diakui Health plus Safety Environtment (HSE) Manager COSL, Indra Taufik yang hadir mewakili perusahaan.

Menurutnya, kendati COSL merupakan BUMN punya China, tetapi didalam operasionalnya selalu memprioritaskan pekerja lokal. Jumlah pekerja COSL sementara ini sekitar 1.100 orang.

“Sekitar 75 hingga 80 persennya pekerja lokal. Di internal perusahaan ada program pengembangan SDM, dan ini membuktikan ada prinsip untuk memperkuat kapasitas pekerja lokal,” jelasnya. Sebagai penyedia beragam jasa kesibukan lapangan migas, COSL tetap mengupayakan menambah takaran lokal atau Tingkat Kandungan alam Negeri –(TKDN), melalui peningkatan kapasitas pekerja lokal.

“Khusus di lapangan, semua pekerja COSL adalah WNI,” ujar Taufik. Dalam Forum Kapasitas Nasional (Kapnas) II 2022, pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) binaan perusahaan yang bergerak pada sektor hulu migas pun diberi peluang untuk memasarkan produknya seperti Flow Meter Air Limbah.

Menurut Corporate Communications Manager Pertamina Hulu Rokan (PHR) Sonitha Poernomo keberadaan UMKM PHR terbukti berperan besar menunjang perputaran ekonomi daerah.
UMKM Binaan
Di Riau, yang jadi daerah kerja PHR, banyak UMKM binaan PHR tumbuh dan berkembang dan apalagi jadi pemain utama bisnis kuliner di Pekanbaru. Salah satu UMKM binaan PHR adalah Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif Melayu Riau.

UMKM ini mewadahi sedikitnya 400 unit bisnis kuliner, fashion dan kerajinan tangan. Sonitha menerangkan, pendampingan UMKM yang dijalankan PHR selalu mengacu pada tiga hal, yaitu pengembangan kapasitas manusia, pemberdayaan ekonomi, dan juga keserasian jalinan bersama lingkungan sekitar.

“Kami tetap mengupayakan sehingga pelaku bisnis kecil dan mikro yang kita dampingi dapat naik kelas dan independen secara ekonomi, sehingga mereka juga dapat memberdayakan orang-orang di sekitarnya,” imbuhnya.

You May Also Like

About the Author: Dreaseenown

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *